Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah

Kini Punya "Abang Baru" Tak Biasa

Pojok Kota4 Dilihat
banner 468x60

RIAU, Radarinspirasi.com – Perhatian terhadap RL, seorang siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, yang terpaksa menggadaikan handphone demi mengikuti ujian kenaikan kelas, terus mengalir.

Kapolres Rokan Hulu, AKBP Emil Eka Putra, menjadi salah satu yang memberikan perhatian khusus. Ia mengangkat RL, seorang anak yatim, sebagai adik angkatnya.

banner 336x280

“RL kini menjadi adik angkat saya. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap RL dan pendidikannya,” ungkap Emil saat dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp pada Rabu (4/6/2025).

Emil menjelaskan bahwa ia bersama jajaran dan pengurus Bhayangkari Polres Rohul telah mengunjungi rumah orang tua RL di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Rohul. Dalam kunjungan tersebut, ibu RL, Mariatun (58), menceritakan bahwa anaknya terpaksa menggadaikan handphone seharga Rp 100.000 untuk membayar uang praktik sebesar Rp 240.000.

Dengan penuh tangisan, Mariatun mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki uang untuk menutupi biaya yang diperlukan, sehingga RL harus mencari solusi agar tetap bisa mengikuti ujian. Emil menyatakan keprihatinannya dan berkomitmen untuk membantu RL agar dapat melanjutkan pendidikan. “Insya Allah, kami akan mendukung kebutuhan sekolah RL ke depannya. Kami akan membantu sesuai dengan kemampuan dan kewenangan kami. Kami berharap RL tetap semangat untuk bersekolah,” kata Emil.

Sebelumnya, diberitakan bahwa RL tidak dapat mengikuti ujian pada Senin (2/6/2025) karena belum membayar uang praktik. Ia pulang ke rumah dan meminta uang kepada ibunya, tetapi tidak berhasil. Dalam keadaan menangis, RL berusaha mencari pinjaman hingga akhirnya menggadaikan handphone-nya agar bisa mengikuti ujian.

Kasus ini menjadi viral dan menarik perhatian banyak pihak, termasuk kepolisian. Namun, pihak sekolah membantah klaim bahwa RL dilarang mengikuti ujian karena belum membayar administrasi. Pernyataan ini disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba, Habibi.

Kami ingin memberikan klarifikasi kepada media mengenai informasi yang beredar bahwa siswa kami diminta pulang karena tidak dapat mengikuti ujian,” kata Habibi kepada wartawan di Rohul, pada hari Senin.

Habibi menegaskan bahwa sekolah tidak pernah meminta siswa yang belum menyelesaikan administrasi untuk tidak mengikuti ujian. “Buktinya, kami memiliki daftar nama dan nilai ujian siswa kami, Resta. Sekali lagi, kami tidak pernah meminta anak-anak pulang atau tidak mengikuti ujian karena masalah administrasi,” jelasnya.

Meskipun demikian, pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut.

Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan Provinsi Riau telah mencopot Habibi dari jabatannya sebagai Pelaksana Harian Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba. (Red-Radarinspirasi)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *